-
Mengembalikan lisan lewat tulisan. Aku kembali!
Baru saja, seorang sahabat yang jauh disana, berkirim pesan berupa tamparan agar aku tetap bersuara — sebut saja Peri. Ia mengutip dari salah satu sastrawan favoritnya, begini katanya… Menulislah karena menulis adalah bekerja untuk keabadian — Pramoedya Ananta Toer Read more
-
Biasa…
Pemaknaan kata yang tak akan pernah Hawa pahami. Ketika selamanya menjadi taruhan nyawa, yang tentulah bukan hal biasa bagi Hawa. Mencari pembenaran dari Adam, yang selalu dipikir biasa dengan perlakuan yang sangat tak biasa darinya. Adam tak akan pernah paham, apa yang Hawa hadapi ditiap siksanya, setiap ajalnya. Pinta Adam untuk jadikan biasa. Sunggungkah ini Read more
-
Jalang yang hina
Hamba manusia yang tak lagi wanita. Jalang iya… Acap kali terdengar dan berucap, “sabar”. Hingga hamba tak lagi paham. Jika bukan penyabar, yakinlah, Hamba tak dapat hidup dari detik ke menit. Hingga berapa lama? Hanya dua, dua tahun siksanya. Sekarang bertambah. Berapa lama? Kali ini sebentar, hanya selamanya, hingga akhir hayat. “Sesal?”, tanyanya. Saat itu juga, Read more
-
Ada makna pada kata
Menuangkan rasa melalui kata. Membangun cita yang haram tuk dicipta. Hanya dengan kata aku bersuara. Menahan asa tuk tak bersua. Karena semua cerita wajib binasa. – Reen 10.50 pm Read more
-
Ah yang benar saja…
Memang tak dapat terlihat oleh mata… Terikat lebih kuat dari yang berkuasa… Hanya aliran dalam nadi yang berbicara… Jangan harap ada ungkapan fakta… Takkan lagi mengotorinya dengan dosa… Hanya akan ada doa… Tenang, ini hanya perkara rasa… Kan ku bawa sampai ku tak lagi ada… Apa? Kenapa? Mengapa? Bagaimana? Tanyalah hingga berbusa… Hasilnya akan tetap Read more
